Assalamualaikum ! Setelah satu tahun vakum tidak membuat tulisan apapun di blog pribadiku ini, akhirnya I’m comeback !!! Kangen sekali rasanya menuangkan cerita-cerita kehidupan setahun belakangan ini. Dan mumpung masih dalam edisi turning 26th yo, aku mau berbagi pengalaman menjalani kehidupan di usia 25 tahun kemarin, yang banyak orang bilang… 25 tahun itu adalah tahun dimana diri kita akan menghadapi QLC (Quarter Life Crisis).

source by https://nypost.com/article/best-jigsaw-puzzles-for-adults-where-to-buy/
Dulu, aku pikir Quarter Life Crisis hanya sekedar omong
kosong anak jaman sekarang, ternyata kemarin aku merasakannya sendiri fase itu,
hahaha boomerang deh! Seperti masuk dalam labirin yang gelap, banyak cemas dan
gelisah, tak tau arah tujuan, merasa tidak mampu dan tidak pantas untuk apapun,
merasa tidak bisa terhubung dengan orang lain karna kebingungan sendiri. Tapi
Alhamdulillah saat ini InshaAllah aku sudah berdiri lagi di luar labirin itu.
Aku yakin, setiap orang dalam
kehidupannya pasti pernah menghadapi masa sulit entah apapun penyebabnya. Dan
setiap orang memiliki cara masing-masing untuk keluar dari kesulitan itu.
Tentunya, dengan izin dan pertolongan
Tuhan sang pengendali roda semesta.
Ada hal yang semakin aku yakini
setelah menginjak di usia dewasa, yaitu meyakini bahwa ada banyak hal yang memang
benar-benar tidak mampu kita kendalikan sendiri sebagai manusia. Ada kendali
yang jauh, jauh lebih besar mengendalikan semesta termasuk mengendalikan hidup
kita, yaitu the God hand. Meskipun
terkadang yang terjadi pada hidup tidak sesuai yang kita rencanakan, tapi aku
selalu menaruh percaya bahwa baik atau buruk peristiwa dalam kehidupan adalah jalan
pemberian Tuhan yang paling terbaik untuk kita. Sekalipun yang diberikan
mungkin kesulitan, tapi sudah pasti Tuhan kasih kesulitan sepaket dengan kemudahannya.
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada
kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah [94]: 5-6)
Sebuah ritme kehidupan yang apik,
QLC mendatangiku setelah aku kehilang sahabat terbaikku yang berpulang lebih
dulu menghadap Tuhan, dilanjutkan burn out akibat pekerjaan dan akhirnya anxiety
berkepanjangan. 2021 menjadi tahun yang sangat berat untuk kondisi jiwaku.
Dengan track recordku dulu yang tidak mudah terpengaruh atas apapun, ternyata
pada akhirnya aku tetap butuh waktu yang menurutku cukup lama untuk self healing. Ya, butuh satu tahun
sampai akhirnya semangat hidupku balik lagi.
Setelah melewati fase QLC, aku
berpikir bahwa segala peristiwa yang terjadi dalam hidup kita bukanlah suatu
kebetulan. Masing-masing peristiwa dari sekian banyak peristiwa sepanjang hidup
seperti pecahan-pecahan puzzle yang berserakan dan rumit ditata, tapi jika kita
mampu merangkai satu sama lain, kita akan mampu melihat banyak hal dengan lebih
baik, lebih utuh, lebih terarah, lebih terang dan lebih bijaksana. Dan itulah
yang diperintahkan Tuhan; “Iqra” (Bacalah) dengan nama Tuhan. Membaca kehidupan
yang sudah terlewati untuk menemukan arah yang benar pada kehidupan yang akan
kita lewati selanjutnya.
Semua perjalananku melewati fase QLC sengaja akan aku tuang dalam blog pribadiku ini menjadi beberapa kronologi kilas balik. Sebagai pengingat untuk diriku bahwa aku pernah memilih untuk tidak menyerah pada kesulitan itu. Juga aku sangat antusias ingin menceritakan betapa kasih sayang Tuhan luar biasa menuntun aku keluar dari blackhole itu. So, wait for the next chapter yaaa!
0 komentar